EKSPLORASI MIGAS DAN PANAS BUMI
Eksplorasi merupakan kegiatan penting dalam industri migas.
Eksplorasi jangan hanya diartikan sebagai usaha penemuan/penambahan lapangan
baru atau perluasan daerah produksi, tetapi lebih merupakan peningkatan cadangan
minyak bumi. Disiplin ilmu yang dibutuhkan dalam eksplorasi antara lain
Manager, Geologist, Petrophysic, Geophysict, PE/RE, Drilling, Support (IT,
Logistic, Facility)
Tahapan Eksplorasi
# Perencanaan eksplorasi
* Pemilihan
daerah eksplorasi
a. Keadaan geologi
b. Keadaan ekonomi
c. Sosial politik
* Studi
pendahuluan
a. Ketebalan dan penyebaran sedimen
b.Stratigrafiregional
c. Tektonik dan sejarah geologi
# Operasi survey lapangan
* Survey
Awal
a. Pemotretan udara
b. Pemetaan geologi permukaan
c. Penyelidikan Geofisika
* Survey
Detail
a. Survey geologi permukaan
b. Survey Seismik
c. Survey gravitasi
d. Pemboran stratigrafi
# Penilaian dan prognosis prospek
* Penilaian (geologi,ekonomi, logistik dan kesampaian
daerah)
* Prognosis (lokasi yang tepat, kedalaman akhir,
latar belakang geologi, lapisan yang diharapkan, kedalaman puncak formasi yang
ditembus, jenis survey lubang bor/log)
# Pemboran eksplorasi
* Penemuan
* Sumur kosong
* Kegagalan mekanik
# Pengembangan dan reevaluasi daerah
* Geologi Produksi
* Reevaluasi Daerah
Perencanaan eksplorasi meliputi :
# Pemilihan
daerah eksplorasi
Pemilihan daerah
eksplorasi juga berhubungan dengan permintaan daerah kuasa pertambangan yang
berlaku terutama untuk perusahaan minyak dan gas bumi asing. Jadi selain
menyangkut keadaan geologinya, pemilihan daerah ini tergantung dari negara atau
benua tempat dilakukan eksplorasi, di darat atau pantai.
# Studi
pendahuluan
Meliputi studi geologi
regional yang manyangkut studi komparatif atau perbandingan dengan daerah
geologi lainnya yang telah dieksplorasi, struktur yang bertindak sebagai
perangkap dan seterusnya, serta juga memperhatikan feasibility study.
# Operasi
eksplorasi
1. Survey
Geologi Permukaan
Pemetaan geologi pada
permukaan secara detail dapat dilakukan jika memang terdapat singkapan pada
rintisan dan juga di sepanjang sungai.
2. Survey
Seismik
Untuk survey detail,
metoda seismik merupakan metoda yang paling teliti dan dewasa ini telah
melalupaui kemampuan geologi permukaan. Metoda yang digunakan adalah khusus
metoda refleksi. Walaupu pemetaan geologi detail terhadap tutupan telah
dilakukan, untuk penentuan kedalaman objektif pemboran serta batuan dasar dan
juga lapisan yang akan menghasilkan minyak.
3. Survey
Gravitasi Detail
Survey gravitasi
detail kadang-kadang juga digunakan untuk mendetailkan adanya suatu tutupan
(closure), terutama jika yang diharapkan adalah suatu intrusi kubah garam (salt
dome) atau suatu terumbu, dari stu diharapkan terdapatnya kontras dalam gravitasi
antara lapisan penutup dengan batuan reservoir atau batuan garam. Metoda ini
sudah agak jarang digunakan karena teknologi seismik sudah semakin maju.
# Prognosis
Semua prospek yang
telah dipilih serta dinilai dalam suatu sistem penilaian, kemudian dipilih
untuk dilakukan pemboran eksplorasi terhadapnya. Maka semua proses ini haruslah
diberi prognosis. Yang dimaksud dengan prognosis adalah rencana pemboran secara
terperinci serta ramalan-ramalan mengenai apa yang akan ditemui waktu pemboran
dan pada kedalaman berapa. Prognosis ini meliputi:
1. Lokasi yang
tepat
Lokasi ini biasanya
harus diberikan dalam koordinat. Untuk mencegah kesalahan dalam lokasi titik
terhadap tutupan struktur, sebaliknya semua koordinat lokasi
tersebutpenentuannya dilakukan dari pengukuran seismik, terutama jika tutupan
ditentukan oleh metoda seismik. Jika hal ini terjadi di laut misalnya, maka
pengukuran harus dilakukan dari pelampung (buoy) yang sengaja ditinggalkan di
laut pada pengukuran seismik, juga dari titik pengukuran radar di darat.
Setidak-tidaknya pengukuran lokasi itu harus teliti sekali sebab kemelesetan
beberapa ratus meter dapat menyebabkan objektif tidak diketemukan.
2. Kedalaman
Akhir
Kedalaman akhir
pemboran eksplorasi biasanya merupakan batuan dasar cekungan sampai mana
pemboran itu pada umumnya direncanakan. Penentuan kedalaman akhir ini sangat
penting karena dengan demikian kita dapat memperkirakan berapa lama pemboran
itu akan berlangsung dan dalam hal ini juga untuk berapa lama alat bor itu ita
sewa. Penentuan kedalaman akhir ini didasarkan atas data seismik, setelah
dilakukan korelasi dengan semua sumur yang ada dan juga dari kecepatan rambat
reflektor yang ditentukan sebagai batuan dasar.
3. Latar Belakang
Geologi
Alasan untuk pemboran
didasarkan atas latar belakang geologi. Maka harus disebutkan keadaan geologi
daerah tersebut, formasi yang diharapkan terdapat di daerah tersebut, alasan
pemboran eksplorasi di lakukan di daerah tersebut, jenis tutupan prospek dan
juga struktur yang diharapkan dari prospek tersebut.
4. Objektif atau
Lapisan Reservoir yang Diharapkan
Ini biasanya sudah
ditentukan dari stratigrafi regional dan juga diikat dengan refleksi yang
didapat dari seismik. Objektif lapisan reservoir ini harus ditentukan pada
tingginya kedalaman yang diharapkan akan dicapai oleh pemboran, hal mana
diperoleh oleh dari perhitungan kecepatan rambat seismik.
5. Kedalaman
Puncak Formasi yang akan Ditembus
Juga dalam prognosis
ini harus kita tentukan formasi-formasi mana yang akan dilalui bor, maka
kedalaman puncak (batas) formasi ini harus ditentukan dari batas seismik.
6. Jenis Survey
Lubang Bor yang akan Dilaksanakan
Pada setiap pemboran
eksplorasi selalu dilakukan survey lubang bor. Survey meliputi misalnya
peng-log-an lumpur, cutting, listrik, radioaktif, dsb. Sebaiknya pada pemboran
eksplorasi dilakukan survey yang lengkap, selain itu juga harus direncanakan
apakah akan dilakukan pengambilan batu inti (core) atau tidak.
Dalam pembuatan prognosis ini juga pada ahli geologi juga harus
bekerja sama dengan bagian eksploitasi dan bagian pemboran. Dengan demikian
diharapkan diperoleh hasil yang sangat baik dalam pengembangan suatu lapangan
nantinya.
Metode Survey
* Gravity
Survey
* Magnetic
Survey
* Seismic
Survey
0 comments:
Post a Comment